Kamis, 05 November 2015

Hikmah dibalik Cerita

00.00 AM

Mataku belum bisa terpejam, entah karena pengaruh insomnia yang kata sebagian mahasiswa itu adalah hal yang biasa, atau karena sebuah nama yang selalu menari dipikiranku. Sebuah nama yang mulai aku kenal sejak 4 tahun silam.  Tak bisa ku pungkiri, aku hanya wanita biasa yang tentunya memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis.

Berharap…
Yah mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan yang ada dalam hatiku saat ini.  Perasaan yang entah sejak kapan mulai mengganggu keseharianku. Perasaan yang seharusnya tidak ku miliki, sebab perasaan yang ku miliki tidak sejalan dengan kenyataan.

Salah…
Sebuah kesalahan yang sangat fatal untukku sebab telah membiarkan hatiku berharap pada seseorang yang kini hilang kabarnya oleh tiupan angin. Bagaikan debu yang diterbangkan angin, sekuat apapun usahaku mencari debu yang sama tidak akan mungkin kutemukan lagi.

Rapuh…
Hatiku mulai rapuh, melangkah sedikitpun aku tak mampu. Hari berganti hari rasanya seperti berada didalam penjara yang menyiksa batin, sungguh aku tersiksa. Namun apa daya, aku hanya bisa diam ditempatku bukan karena aku tidak ingin berusaha, tapi ini adalah usaha ku yang terbaik.

Sadar…
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, aku mulai menyadari bahwa apa yang aku lakukan selama ini telah membuatku lupa akan kewajibanku. Tak seharusnya aku berharap pada seseorang yang belum halal untukku. Tak seharusnya aku berharap pada selain Allah sebab Dia-lah Sang Pemilik Hati.

Malu…
Jelas, aku sangat malu, selama ini aku telah dibutakan oleh perasaan yang tidak seharusnya ku miliki. Aku ingin kembali kepada fitrahku sebagai seorang muslimah, aku ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik.

Aku bukanlah wanita yang baik, aku adalah wanita yang penuh dengan dosa, tapi disisi lain aku adalah wanita yang ingin berhijrah dari masa laluku yang gelap. Aku ingin menjalani hidupku yang lebih teratur walaupun aku tak bisa menjamin bahwa hidupku saat ini sudah cerah. Hanya Allah yang mengetahui sejauh mana langkahku saat ini untuk lebih dekat kepada-Nya.

Aku percaya Allah tidak pernah mengecewakan hamban-Nya..

Jodohku sudah tertulis di Lauhul Mahfudz, aku tidak ingin memaksakan jodohku.
Yang harus kulakukan saat ini adalah cukup sabar, ikhlas dan tenang menjalani hidupku dan berharap hanya kepada Allah. Jika waktnya telah tiba Allah akan mempertemukanku dengan jodohku dengan cara yang indah.

Untuk teman-teman muslimah,
Jadilah muslimah yang cerdas. Jangan pernah menjadikan masa muda sebagai peluang untuk menjalani hubungan yang dilarang oleh agama (pacaran). Sungguh, itu hanya akan merusak masa mudamu. Perbaiki kualitas dirimu untuk menyambut laki-laki yang akan menjadi jodohmu dimasa depan, bukan laki-laki yang asal ada sekarang. 

Ingat! Pacarmu saat ini belum tentu jodohmu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar